Entah dari kapan ini berawal dan
entah darimana ini terbentuk, yang jelas semua kenangan ini tidak akan berakhir
dan akan selalu terjaga dalam frame kehidupan yang terjaga disepanjang detak
jantung dan nadi ini.
Ini tentang cerita sedih,
bahagia, senang, duka kita bersama, aku bersama mereka orang-orang baru yang
belum pernah aku temui sebelumnya. Tentang sebuah kebersamaan yang tak lama
terjalin tapi sulit untuk segera berdegradasi dengan kenangan baru. Sebuah
cerita yang ada hanya kebersamaan dan kebahagian.
Mungkin saat kalian baca ini,
kita sudah terpisah jarak tapi yakinlah kalian akan selalu ada di <3
ini. Kalian selalu tertawa dan
“menghina”ku dan akan selalu begitu. Jika kalian membaca ini pada saat pagi,
aku akan sangat ingat Sarapan pagi kita bersama di Pantri (tempat sejuta umat)
membicarakan semua hal yang akan dan sudah terjadi dikantor kemaren dan yang
akan datang. Jika kalian membaca ini pada saat siang, aku akan sangat ingat
waktu aku teriak teriak mengajak kalian sholat dzuhur berjamaah “Bundaaaa…sholat
ga?” “cul, nyok..pindah ye lo jadi mason..” dsb. Jika kalian membaca tulisan
ini sore hari, aku akan sangat ingat lagu himne telkom yang dikeraskan lewat
speaker kantor sehingga seluruh kantor akan mendengar itu sebagai pengantar
pulang kita kerja, dan sekali lagi aku bilang “pulang..pulang..pulang..ntar
kesurupan”.
Dulu,
Setelah lulus dari kuliahku di
bandung, masih dalam kondisi kelamku dengan uang 300rb perbulan. Mencoba
melamar pekerjaan disemua tempat di belahan Jakarta dan bandung. Applylah aku
di sebuah perusahaan tempat dimana aku kuliah, TELKOM. Tidak berfikir bahwa itu
akan menjadi lamaran terakhir yang aku lampirkan di attachment email ke
perusahaan ini. Yah, aku DITERIMA diperusahaan ini, perusahaan besar yang
mungkin semua orang akan berfikir “wah” jika bisa bekerja didalam sini. Bukan
tanpa alasan pun, semua orang didesaku “membesar-besarkan” pekerjaanku yang
jelas bukan pekerjaan yang biasa saja tapi tetap aku syukuri.
Bulan pertama berjalan lancar,
diterima sebagai Personal Assistant of GM Segment DBS. WTH, orang desa ini
langsung gugup begitu menerima tugas pertama “mengecash iPad ibu GM”
(katrok,langsung muter-muter nanya yang bisa) untuk ada sekretarisnya ibu yang
sudah makan garam dibidang ini. Liat sekitar yang belum terlalu akrab pun mulai
sotoy mengakrabkan diri semua orang disitu ku panggil dengan “mas brow” dan “mbak sis” untuk perempuan.
Dua sampai tiga bulan berjalan
semakin baik, kita sudah semakin akrab dan semakin berkeluarga. Hanya butuh
waktu sebentar untuk menyatukan asa kita sebagai organda kala itu karena sering
bertemu dan berbaur dalam dan luar kantor. Dan aku masih dengan kekatrokan ku
sebagai orang desa masuk Jakarta. Banyak cerita diantara mereka, cerita
kehidupan peliknya ibukota, ga pernah terbayang memang karena Jakarta bukan
tempat impian kala itu mencari nafkah. Tapi ternyata Allah berkehendak lain
untuk menemukan aku dengan mereka.
Mereka
keluarga ku dijakarta ini. Orang – orang luar biasa dibalik luar biasanya
Telkom Indonesia sebagai BUMN terbesar di Indonesia. Ini hanya sebagian dari
keceriaan kita. Lihat lah mereka saat diluar.
Mereka
bahkan lebih gila dari yang aku bayangin. Orang-orang tua ini buat mainan
anak-anak muda disekitarnya, diterawakan, disorak-sorak seakan tak ada batasan
antara organda dan organik kala itu. Ini di Rumah Air Bogor, kalo tidak dengan
mereka mungkin aku tidak akan pernah ketempat asik ini. Bermimpi pun tidak
pernah. Jalan S. Parman Kav.8 Slipi – Jakarta Barat, disitulah tempat yang
setiap pagi aku tuju demi sesuap asa membahagiakan orang tua dan Ridho Allah
SWT yang selalu dicari. Dengan Kopaja 62 menuju Tugu Pancoran dilanjut dengan
Bus Transjakarta setiap hari mereka lah yang mengantarkan aku menuju
kesempurnaan belajar mandiriku di tempat orang.
Ini adalah gaji pertamaku kerja,
hasil keringat sendiri dari gembel sampe bisa jalan-jalan ketempat yang ga
mungkin aku jalan pada saat gembel dulu. Mulai bisa mengirim orang tua meski
orang tua tak minta, mulai bisa menabung demi beli barang impian kamera digital
DSLR yang kini Alhamdulillah sudah kesampaian.
Tak lama dibarat, ternyata kantor
harus di pindah ke utara. Yah, di Jakarta Utara (bagian utara mana lagi ini
kantor ku yang baru,*pikirku waktu itu). Yah, sebenernya sama perjalan dari
barat ke utara 1 jam. Tapi panasnya bukan main, bikin nampol. Semakin terasa
jauh memang untuk rekan kerja yang rumahnya lebih jauh jika berangkat ke utara
daripada ke barat. Disinilah semua cerita dimulai, semua bahagia, dan sedih
ini. Ditempat baru ini banyak orang-orang baru pun bukan tanpa kenangan dengan
mereka.
Yah, AM Eksternal. Muda, beda,
cakep, dan berbahaya, ahahahaha. Didaulat sebagai penggedor revenue kantor
dikancah pencarian BC andalan. Luar biasa sekali mereka ini,lebih luar biasanya
mereka rata-rata adalah satu kampus, hanya sebagian saja yang tidak satu
kampus.
Terlalu banyak yang diceritakan
bersama mereka, terbanyak cerita untuk diceritakan, dan itu detail. Sulit untuk
digambarkan dengan kata-kata seperti ini. Yang jelas LUAR BIASA, AMAZING,
EXSTRAORDINARY, WONDERFUL, semua deh semuaaa kegilaan bersama mereka adalah
luar biasa. Mengenal mereka jauh lebih luar biasa.
Tempat-tempat yang rasanya belum
pernah aku mimpikan untuk didatangi, aku kunjungi bersama mereka. Rumah Air
Bogor, Desa Gumati, dll. Makanan-makanan yang rasanya tidak mungkin aku beli,
aku menikmati dengan mereka. Berkumpul dengan gemedhe gemedhe kantor yang
mungkin Cuma bisa diliat dari layar internet, aku melakukannya. Itu kenapa
banyak sekali kejadian luar biasa dalam hidup selama bersama kalian.
Pergi ke café café dipinggiran
Jakarta, bertemu public figure yang rasanya akan sulit ditemui di kotaku
Kebumen, memindahkan sudut kota Jakarta ke dalam gambar dikameraku bersama
kalian,tempat-tempat bercerita ditongkrongan Jakarta, semuanya bersama kalian.
Tapi,
Akhirnya yang tidak kita
sama-sama inginkan tiba, kita dipertemukan pasti juga akan dipisahkan begitu
lah kenyataan hidup. Karena Allah selalu meciptakan sesuatu berpasang-pasangan,
ada pertemuan pastilah akan ada perpisahan. Alhamdulillah kita dipertemukan
dalam keadaan yang abu-abu dan diakhiri dengan keadaan penuh warna. Berdasarkan
kebijakan management tempat kerja kita, tempat kita bekerja akan tidak ada lagi
kegiatan operasional yang biasa kita kerjakan. DBS akan dilebur menjadi BSR 1
dan BSR 2, semua AM dan AMEX akan dilebur bersama dua BSR tadi. Belum jelas
kapan itu akan terjadi sampai saat ini pun masih belum terjadi. Imbasnya semua
bagian operasional yang pernah dan ada di BSS SEGMENT DBS ditiadakan. Ironinya
kita semua support yang pernah bekerja dimasing-masing komputer DIRUMAHKAN.
Selain karena kontrak kita yang tlah usang, peleburan itu menjadikan tidak ada
posisi untuk kita di tempat peleburan.
Dari sinilah kegalauan ini
bermula, dari sini lah 3 hariku tak berhenti menetes eluh berawal, tidak lagi
BEKERJA akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan finansialku yang tak
seberapa, tidak lagi melakukan kebiasaan-kebiasaan bersama kalian adalah
membunuhku. Terpaku dalam kerinduan akan hal-hal bersama kala itu,kala kita
masih dipersatukan dalam kontrak 1 tahun. OFFICER, KAM, AM, AMEX dan semua yang
beperan dalam pencarian jati diriku di rantau perlahan memudar dibalut kenangan
bersama mereka. Selalu berkata dalam hati,mengeluh tak berguna, menangis.
30 Desember 2011
Menjadi awal kesendirian,
ditinggalkan kebersamaan, kebiasaan, kehangatan keluarga kecilku ini.
Orang-orang yang serius tapi lucu, cuek tapi ngakak. Tidaklah semudah itu
melupakan kebiasaan ini, diibaratkan kalian lah keluarga dipagi, siang, dan
sore menjelang. Seakan aku hanya berpindah rumah untuk menunaikan istirahat
untuk kemudian bersama kalian lagi keesokan harinya. Itu terjadi selama
setahun, bukan waktu yang lama saat menjalani, tapi saat mengingat semua
keceriaan kita itu adalah waktu yang sangat lama..sangaattt lamaaa. Sarapan
pagi, sholat dzuhur berjamaah, pergi ke ruko membeli lauk makan siang, masak
nasi, bu sani, kopi, sholat ashar berjamaah, pulang bareng dengan primajasa,
busway, arimbi, berpisah di halte penyeberangan walikota. Meliput kegiatan
dengan video-video konyol kebersamaan kita.
Sampai saat ini pun, aku masih
belum punya cara untuk tidak menangis saat melihat foto-foto kalian, mengenang
kebiasaan kita, ucapan-ucapan khas kalian, mimik muka kalian, keluhan, bahasa
tertawa, air mata, dan semua hal tentang kalian.
“teringat disaat kita tertawa
bersama ceritakan Semua Tentang Kita”
“Sampai jumpa kawanku, semoga kita
selalu menjadi Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan”
Sedang apa dan dimana kalian teman, saat-saat biasa kita bersama
menghabiskan hari,menghabiskan kebiasaan kita. Menghambur-hamburkan kekonyolan
kita, menertawakan satu sama lain, memhina satu sama lain. Kalian selalu
berbicara “nana, apaan si?” “Mas nanaaaa, geuleuh ih!!” “jang, didinya alus
pisan siah jang!” “mas nana, aku minta
tolong bikinin hunting dong mas,” “mas, PDA in dong mas!” “mas, pelanggan aku
ada yang gangguan speedy nih mas, kekamu ga mas?” bla..bla..blaa..sampai air
mata menjadi nyata mengalir berjalan mengiringi hidung dan mengiringi kepergian
kebersamaan kita.
“ada cerita tentang aku dan dia dan kita bersama saat dulu kala, ada
cerita tentang masa yang indah saat kita berduka saat kita tertawa”.
Mungkin aku akan segera terlupakan, atau mungkin kalian akan segera
melupakan kebersamaan dan keriuhan kita seiring berjalannya kesibukan dan waktu
yang kian menohok umur kita. Mungkin juga aku akan segera enyah dari benak dan
kisah hidup kalian. Tapi yakinlah teman, kalian akan selalu ada di sini, di
hati ini, bernyanyi, tertawa, dan melakukan hal yang biasa kita lakukan bersama
sampai akhir khayat ini. Sampai nafas tak lagi berhembus, kalian akan selalu
menjadi warna dalam hidupku, saat aku hitam kalianlah putihnya, saat aku gelap
kalian lah terang. Terang dalam gelapku.
Maafkan aku jika aku tak sempurna, maafkan aku jika aku tak bisa
seperti yang kalian harapkan, kebodohan, dan semua egoku semoga tak berbekas
luka dihati kalian. Teman Aku
Mencintaimu Karena Allah.
Jakarta terima kasih telah mempertemukan aku dengan mereka,
teman,saudara, bahkan keluarga tempatku beranjak dewasa menyambut hari esok. :)
Dari hati dengan cinta untuk kalian sahabat-sahabatku, semua ini ku
persembahkan sebagai pengenang kebersamaan kita.
"Yang tersisa hanya kenangan terindah dan kesedihanku."